Alkisah ada seorang pengemis yang gemar membeli kupon berhadiah. Suatu hari bukan main gembiranya dia, karena nomor undiannya keluar sebagai pemenang pertama. Hadiah uang baru dapat diambil setengah bulan kemudian. Karena tidak memiliki tempat penyimpanan yang aman, maka kupon yang menang itu di simpan dalam mangkok bambu sedekahnya yang menyertai kemanapun dia pergi.
Sejak hari itu, si pengemis seolah-olah merasa dirinya begitu agung. Karena saking gembira, dia menjadi lupa diri, berjalan pun penuh lagak. Sehabis mengemis, dia meluangkan waktunya untuk melamun dan mengkhayal bagaimana mengatur uangnya kalau sudah menerima hadiah nanti.
Membeli sebuah rumah mewah, ada AC, televisi, kulkas dan lainnya yang tak satu pun ketinggalan, lalu sebuah mobil sedan, mencari seorang isteri... Wah! kehidupan demikian sungguh nikmat sekali.
Tenggelam dalam suasana khayal, dia lalu membenci kehidupannya sebagai pengemis yang telah hidup susah selama bertahun-tahun, lalu ia pun mengekspresikan kebenciannya dengan mencampakkan mangkok bambu sedekahnya ke dalam sungai. "Saya sudah kaya, untuk apa lagi bambu usang ini?"
Memang sudah nasibnya, waktu pengemis itu pergi menerima hadiahnya, ia baru teringat kupon berhadiahnya tersimpan dalam mangkok bambunya. Dia menjadi terpaku, semua impian indah hilang tak berbekas.
PS :
Mangkok bambu sang pengemis bagai seorang sahabat lamamu, Jika kau dalam keadaan senang dan berada dalam kebahagiaan, Jangan pernah lupakan sobat lamamu karena dari mereka lah engkau bisa menjadi seperti sekarang.
0 comments:
Post a Comment